Hamzah Izzulhaq, Chief Executive Organizer (CEO) Hamasa Indonesia Enterprise |
Tren untuk berwirausaha terus digalakkan oleh
pemerintah di kalangan generasi muda. Hal ini dilakukan agar para
generasi muda tidak lagi memiliki mindset menjadi pekerja, tapi justru membuka lapangan pekerjaan bagi orang lain.
Hal senada turut diungkapkan Chief Executive Organizer (CEO) Hamasa
Indonesia Enterprise Hamzah Izzulhaq dalam seminar kewirausahaan di
Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya. Dalam ajang bertajuk
Gebyar Manarul Ilmi (Gmail) 2013 JMMI ITS, pemuda berusia 19 tahun itu
pun mengajak para peserta yang hadir untuk menjadi seorang pengusaha.
Pengusaha belia yang memiliki omzet Rp160 juta per bulan itu menjelaskan, sebesar 99 persen uang yang beredar saat ini dikuasai oleh lima persen manusia. Satu persen sisanya justru diperebutkan oleh 95 persen populasi manusia. Oleh karena itu, Hamzah mengajak para peserta untuk menjadi pengusaha.
''Jika saja semua orang Indonesia menjadi pengusaha, kan enak, tidak ada yang jadi Tenaga Kerja Indonesia (TKI),'' urai Hamzah, seperti dilansir dari ITS Online, Senin (18/3/2013).
Hamzah mengungkap, terdapat beberapa syarat menjadi pengusaha muda, yaitu jangan malas, harus konyol, jangan banyak berpikir, dan berani jual diri. Bahkan, dengan mempraktikkan resep tersebut, usaha yang bergerak di bidang sofa bed miliknya itu mampu menggaet banyak pelanggan.
"Demi diterima oleh pelanggan, saya berani menamakan barang-barang produksi dengan nama-nama konyol, seperti bantal mesra, bantal kita, guling luar biasa, dan bantal ikan. Terbukti, strategi tersebut berhasil," imbuhnya.
Dia menambahkan, Indonesia adalah sasaran empuk pengusaha luar negeri. Jumlah penduduk yang besar didukung dengan pertumbuhan penduduk yang tinggi, mengakibatkan pengusaha luar negeri mencari konsumen ke Indonesia. "Produk yang bagus dengan harga relatif murah membuat masyarakat Indonesia menjadi konsumtif," imbuh Hamzah.
Pengusaha belia yang memiliki omzet Rp160 juta per bulan itu menjelaskan, sebesar 99 persen uang yang beredar saat ini dikuasai oleh lima persen manusia. Satu persen sisanya justru diperebutkan oleh 95 persen populasi manusia. Oleh karena itu, Hamzah mengajak para peserta untuk menjadi pengusaha.
''Jika saja semua orang Indonesia menjadi pengusaha, kan enak, tidak ada yang jadi Tenaga Kerja Indonesia (TKI),'' urai Hamzah, seperti dilansir dari ITS Online, Senin (18/3/2013).
Hamzah mengungkap, terdapat beberapa syarat menjadi pengusaha muda, yaitu jangan malas, harus konyol, jangan banyak berpikir, dan berani jual diri. Bahkan, dengan mempraktikkan resep tersebut, usaha yang bergerak di bidang sofa bed miliknya itu mampu menggaet banyak pelanggan.
"Demi diterima oleh pelanggan, saya berani menamakan barang-barang produksi dengan nama-nama konyol, seperti bantal mesra, bantal kita, guling luar biasa, dan bantal ikan. Terbukti, strategi tersebut berhasil," imbuhnya.
Dia menambahkan, Indonesia adalah sasaran empuk pengusaha luar negeri. Jumlah penduduk yang besar didukung dengan pertumbuhan penduduk yang tinggi, mengakibatkan pengusaha luar negeri mencari konsumen ke Indonesia. "Produk yang bagus dengan harga relatif murah membuat masyarakat Indonesia menjadi konsumtif," imbuh Hamzah.
Posting Komentar