SURABAYA (9/5): Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya dan perusahaan penyedia layanan teknologi komunikasi PT Solusi-247 menjalin kerja sama untuk mengembangkan "marine radar" (radar maritim).
Kerja sama itu ditandatangani oleh Direktur Utama PT Solusi-247, Beno Pradekso, bersama Pembantu Rektor IV ITS Prof Dr Darminto di Gedung Rektorat ITS Surabaya, Rabu.
Beno Pradekso mengatakan pihaknya kini sedang gencar melakukan riset untuk pengembangan produk perusahaannya, karena itu pihaknya menjalin kerja sama dengan beberapa perguruan tinggi, seperti ITS.
"Beberapa bidang riset yang akan kami lakukan dengan ITS antara lain Marine Radar, Electric Support Measure (ESM), Radio Direction Finding (RDF) Receiver , Electronic Chart Display and Information System (ECDIS), dan Integrated Surveillance framework," katanya.
Menurut dia, perusahaannya telah melakukan riset ESM hampir 90 persen dan telah diuji di Pelabuhan Tanjung Priok.
"Pengawasan laut yang belum optimal, karena keterbatasan fasilitas menjadi dasar bagi Solusi 247 untuk mendalami aplikasi teknologi produk itu di bidang maritim," katanya.
Hingga saat ini, persoalan mengenai kecelakaan kapal, "illegal traffic", pencurian ikan, hingga pembajakan kapal nelayan menjadi masalah tak terpecahkan karena lemahnya aktivitas monitoring.
"Oleh karena itu, kami mengajak ITS, kami memiliki pengetahuan tentang sensor dan radarnya, sedangkan ITS punya pengetahuan di bidang maritim dan perkapalannya," katanya.
Beno mengatakan ITS adalah mitra yang sangat sesuai untuk melaksanakan kerja sama ini, karena ITS unggul di bidang maritim, lalu keberadaan sentra nelayan, pelabuhan internasional, dan armada pertahanan laut di Surabaya juga menjadi nilai tambah tersendiri.
Senada dengan itu, Prof Dr Darminto mengatakan kerja sama itu bukan pertama kalinya ITS bekerja sama dengan pihak swasta.
"Kami berharap produk-produk yang dikembangkan nanti dapat benar-benar digunakan untuk kepentingan masyarakat," katanya.
Untuk tahap awal, kerja sama akan dilangsungkan selama dua tahun. "Tidak perlu kita menggunakan produk asing untuk aplikasi ICT di Indonesia. Lebih baik kita buat sendiri dan kita kuasai teknologinya," katanya. (*/Ant)
Kerja sama itu ditandatangani oleh Direktur Utama PT Solusi-247, Beno Pradekso, bersama Pembantu Rektor IV ITS Prof Dr Darminto di Gedung Rektorat ITS Surabaya, Rabu.
Beno Pradekso mengatakan pihaknya kini sedang gencar melakukan riset untuk pengembangan produk perusahaannya, karena itu pihaknya menjalin kerja sama dengan beberapa perguruan tinggi, seperti ITS.
"Beberapa bidang riset yang akan kami lakukan dengan ITS antara lain Marine Radar, Electric Support Measure (ESM), Radio Direction Finding (RDF) Receiver , Electronic Chart Display and Information System (ECDIS), dan Integrated Surveillance framework," katanya.
Menurut dia, perusahaannya telah melakukan riset ESM hampir 90 persen dan telah diuji di Pelabuhan Tanjung Priok.
"Pengawasan laut yang belum optimal, karena keterbatasan fasilitas menjadi dasar bagi Solusi 247 untuk mendalami aplikasi teknologi produk itu di bidang maritim," katanya.
Hingga saat ini, persoalan mengenai kecelakaan kapal, "illegal traffic", pencurian ikan, hingga pembajakan kapal nelayan menjadi masalah tak terpecahkan karena lemahnya aktivitas monitoring.
"Oleh karena itu, kami mengajak ITS, kami memiliki pengetahuan tentang sensor dan radarnya, sedangkan ITS punya pengetahuan di bidang maritim dan perkapalannya," katanya.
Beno mengatakan ITS adalah mitra yang sangat sesuai untuk melaksanakan kerja sama ini, karena ITS unggul di bidang maritim, lalu keberadaan sentra nelayan, pelabuhan internasional, dan armada pertahanan laut di Surabaya juga menjadi nilai tambah tersendiri.
Senada dengan itu, Prof Dr Darminto mengatakan kerja sama itu bukan pertama kalinya ITS bekerja sama dengan pihak swasta.
"Kami berharap produk-produk yang dikembangkan nanti dapat benar-benar digunakan untuk kepentingan masyarakat," katanya.
Untuk tahap awal, kerja sama akan dilangsungkan selama dua tahun. "Tidak perlu kita menggunakan produk asing untuk aplikasi ICT di Indonesia. Lebih baik kita buat sendiri dan kita kuasai teknologinya," katanya. (*/Ant)
Kampanyekan “Cinta Maritim”
Himpunan Mahasiswa Teknik Sistem Perkapalan (Himasiskal) ITS Surabaya
mengampanyekan “Cinta Maritim” lewat berbagai lomba dalam “Marine Icon
2013″ di Taman Prestasi, Surabaya pada 9-11 Mei.
“Marine Icon 2013 meliputi Marine Diesel Assembling (lomba bongkar
pasang mesin diesel), Water Bike Race Contest (kontes sepeda air),
Dragon Boat Race (lomba dayung), Fotografi Kemaritiman, dan Esai
Kemaritiman,” kata Sekretaris Jurusan Teknik Sistem Perkapalan (JTSP) Dr
I Made Aryana ST MT di Taman Prestasi, Surabaya, Kamis.
Disela pembukaan “Marine Icon 2013″ dengan maskot bernama “Cak
Piston” itu, ia mengatakan acara ini sebagai ajang untuk menumbuhkan
tunas-tunas bangsa yang cinta kepada dunia maritim.
Selain itu, katanya, kegiatan itu juga bisa menjadi salah satu wahana untuk mengembangkan “skill” yang dimiliki siswa maupun mahasiswa yang turut bertanding.
“Ini merupakan sebuah pembelajaran sebelum mereka terjun di dunia
kerja. Jika masyarakat sudah cinta kepada dunia maritim, maka produksi
industri serta pariwisata kemaritiman juga bisa berkembang,” katanya.
Sementara itu, Presiden BEM ITS Zaid Marhi Nugraha mengaku sangat
senang dengan adanya acara ini. “Acara ini sangat bagus, karena lomba
yang ada sangat sesuai dengan keprofesian di Jurusan Teknik Sistem
Perkapalan itu sendiri,” katanya.
Apalagi, antusiasme peserta dan pengunjung juga terlihat sangat
bagus. “Itu cerminan bahwa Marine Icon sudah diminati di masyarakat,”
katanya.
Dalam laporannya, Ketua Panitia Marine Icon, Puji Dhian Wijaya,
mengatakan Marine Icon tahun lalu hanya ada empat kegiatan, namun tahun
ini ada lima kegiatan.
“Tahun sebelumnya tanpa Esai Kemaritiman. Selain itu, tahun ini juga
tertunda dari 19 April menjadi 9 Mei, karena Taman Prestasi menjadi
salah satu lokasi kunjungan peserta SOM II APEC,” katanya.
Tapi, katanya, penundaan itu justru membawa dampak yang baik pada
pelaksanaan Marine Icon, karena panitia dan peserta lebih siap, sehingga
peserta yang hadir juga bisa lebih banyak, karena ujian nasional (UN)
tingkat SMA sudah terlaksana.
Sementara itu, Ketua Himasiskal, Nanang Suroso, mengatakan Marine
Icon 2013 yang mengusung tema “Jaya Maritimku, Jembatan Menuju Indonesia
Emas” itu bisa menjadi jembatan untuk mengeksplorasi kekayaan laut yang
dimiliki bangsa Indonesia.
Posting Komentar