Dinas Kesehatan Kota (DKK) Balikpapan mulai ancang-ancang untuk
menyiapkan tenaga medis. Pasalnya, Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD)
Balikpapan diperkirakan mulai beroperasi pada awal 2014 mendatang.
Proses pembangunannya sampai saat ini sudah 80 persen.
“Saat ini kita sedang mempersiapkan alat-alat kesehatan dan SDM (sumber daya manusia) RSUD. Mudah-mudahan tepat waktu sesuai target,” terang Kepala DKK Dyah Muryani, kemarin (11/4).
RSUD yang terletak di Jalan Mayjen Sutoyo, Gunung Malang, tersebut diperkirakan butuh 200 orang tenaga medis. Meliputi perawat, dokter umum dan dokter spesialis. “Kita sudah menyekolahkan beberapa SDM yang ada untuk menjadi dokter spesialis. Tahun ini ada satu yang lulus untuk spesialis kandungan. Tahun depan beberapa akan lulus," sambungnya.
Menurutnya, ada 12 dokter yang disekolahkan pemerintah kota. Di antaranya, menempuh spesialis anak, bedah, dan penyakit dalam. "Ada juga tambahan seperti anestesia, THT, radiologi, dan laboratorium," katanya. Sedangkan untuk dokter umum, DKK telah membuka pendaftaran. Minimal dibutuhkan 10 dokter umum. Semuanya difokuskan pada tenaga medis asal Balikpapan dan Kaltim.
Sementara, terkait tanah longsor di sekitar bangunan RSUD, dikatakan Dyah sudah mendapat penanganan dari tim Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS). “Sudah dibentuk sumur-sumur air di mana saat hujan air yang masuk ke sumur tersebut langsung dipompa keluar sehingga tanah tidak jenuh oleh air dan tidak longsor lagi,” terangnya.
Pembangunan fisik RSUD ditarget rampung Juli atau Agustus mendatang. Masalah longsor diharapkan tidak mengganggu proses penyelesaian pembangunan. Sementara terkait sebagian kecil lahan warga yang belum berhasil dibebaskan diharapkan juga lekas ada jalan keluar.
"Tapi yang penting rumah sakit berdiri dan berfungsi dulu baru setelah itu pembebasan," tandasnya.
Diketahui, pembangunan RSUD tipe C ini menelan anggaran lebih dari Rp 80 miliar dan berdiri di atas lahan pemerintah kota. Namun bagian depan dan samping masih banyak berdiri rumah dan ruko milik warga sehingga dari depan RSUD masih terhalangi rumah warga. Nantinya, rumah sakit ini memiliki kapasitas 100 tempat tidur dan 90 di antaranya untuk kelas III.
Guru Besar ITS Kaji Longsor RSUD
* Karena Tanah Retak dan Hujan * Disarankan Buat Sumur Pompa * |
Tampaknya pembiayaan untuk pembangunan
RSUD Balikpapan di Jalan Mayjend Sutoyo, Gunung Malang, Balikpapan
Tengah dipastikan bisa bertambah. Pasalnya di saat kontraktor sedang
fokus mengebut pembangunan gedung utama, lahan di belakang RSUD
mengalami longsor.
Menyikapi hal tersebut, Dinas Pekerjaan Umum (DPU) dan Dinas Kesehatan
Kota (DKK) yang difasilitasi Asisten II Bagian Ekonomi Pembangunan
Pemkot Balikpapan, mendatangkan dua guru besar dari Institut Teknologi
Sepuluh November (ITS) Surabaya. Dua guru besar yang didatangkan ke Kota
Minyak melihat kondisi lereng yang longsor tersebut adalah Prof Ir
Indra Suryabudi Satria Mochtar MSc PhD dan Prof Dr Ir I Gusti Putu Raka.
Kepala DPU Balikpapan Ir Tara Allorante MT mengatakan dari hasil
penelitian di lapangan oleh guru besar ITS tersebut, penyebab utamanya
longsor dikarenakan intensitas hujan yang memang sangat tinggi.
“Longsor akibat hujan yang terus menerus. Dalam kajian teknis awal
ternyata kondisi tanah utuh. Namun, dalam kenyataannya sudah tak utuh
lagi karena mengalami keretakan. Karena retak, air hujan masuk di bagian
retak tersebut, akhirnya tanah bergerak dan terjadi longsor,” kata Tara
Allorante menjawab Balikpapan Pos di balaikota, kemarin.
Ditanya mengenai kurang matangnya perencanaan awal konsultan, Tara
kembali menjelaskan memang dalam pembuatan dinding sebelumnya tidak
menghitung kondisi teknisnya, karena memang sebelumnya kondisi tanah
dalam kondisi utuh.
“Karakter tanah memang berlainan, setiap lapisan tanah pun berlainan
karakternya. Ada yang rentan dan mudah bergerak jika terkena air. Itu
yang di luar perkiraan teknis konsultan,” lanjut mantan Kepala
Disnakersos ini.
“Konsultan tidak merencanakan sejak awal dikarenakan memang teori ini
belum ada. Karena memang kondisi sebelumnya tanah dalam kondisi utuh
tidak mengalami keretakan,” tambahnya.
Pasca pengamatan teknis tersebut, dua guru besar Prof Indra dan Prof
Raka mengusulkan pembuatan sumur pompa untuk mencegah longsor
pembangunan di areal lahan proyek bernilai Rp78,8 miliar tersebut
semakin parah. Tujuannya, agar air yang masuk ke dalam retakan tanah
bisa disedot ke atas permukaan.
“Berdasarkan guru besar, teori stabilitas tanah yang krek (retak, Red.)
itu belum ada dan cara mengatasi dengan membuat sumur pompa. Semakin
banyak titik sumur pompa semakin baik untuk menyedot air dalam tanah,”
katanya.
Disinggung mengenai apakah anggaran perbaikan longsoran akan diusulkan
masuk dalam usulan pembangunan RSUD, Tara membeberkan masih akan
melakukan kajian teknis terlebih dahulu. Yang jelas kata dia, bisa
nantinya dialokasikan di Dinas PU atau DKK.
Kembali ke teknis penanganan masalah tanah longsor, Tara pernah
mengusulkan lahan yang kondisi curam tersebut dibebaskan dulu lalu
dipotong dan dibuat terasering.
“Namun, menurut mereka (guru besar) hal tersebut masih bisa menimbulkan
longsor. Disarankan, harus dilakukan kajian menyeluruh. waktunya
sekitar 1,5 bulan,” pungkasnya.
RSUD Gunung Malang ini berdiri di atas lahan seluas 1,2 hektare. Nantinya kapasitas rumah sakit ini sekitar 100 kamar, dimana 70 persen diantaranya dikhususkan untuk warga miskin. Total anggaran untuk pembangunan fisik mencapai Rp78,8 miliar
Posting Komentar