Bagi Alumni ITS yang ingin berbagi tulisan-tulisan untuk dimuat di Blog ini, kami persilahkan menghubungi Email: purwoko.e28@gmail.com dan CC kan ke: dewa.yuniardi@gmail.com

ITS menyiapkan mobil tenaga surya yang akan diikutkan dalam lomba dunia untuk jarak 3.000 kilometer.


Sebagai Alumni Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), sudah sepatutnya kebanggaan selalu tertanam di benak kita atas kontribusi mahasiswa ITS. Pasalnya, dari tangan-tangan kreatif mereka, pernah lahir sebuah karya fenomenal yang menggemparkan masyarakat Indonesia. Sekaligus mendongkrak popularitas kampus perjuangan di ranah Nusantara. 

Karya yang dimaksud ialah mobil ramah lingkungan Widya Wahana (WW). Sebuah kendaraan berbasis tenaga surya pertama di Indonesia, yang beberapa kali sukses menaklukan rute perjalanan Jakarta-Surabaya.

Dua kali memukau publik Indonesia, riset WW 3 dilanjutkan. Namun, berbeda dengan riset WW 1 dan 2 yang ditujukan untuk mencari energi alternatif. WW 3 ini lebih difokuskan untuk persiapan mengikuti kompetisi World Solar Challenge (WSC) di Australia tahun 1999. “Ini merupakan kompetisi tahunan mobil surya tingkat dunia,” jelas Ir Agung Budiono MEng, dosen pembimbing WW 3.

Sehingga, desainnya pun mengikuti ketentuan WSC. Massa mobil dirancang seringan mungkin. Seluruh bagian kulit mobil dilapisi dengan sel surya kualitas tinggi agar dapat menyerap energi matahari dengan maksimal. “Sel surya yang kami gunakan dari bahan silikon,” terang dosen Jurusan Teknik Fisika tersebut.

Sayangnya, setelah karya terbaik mahasiswa ITS tersebut siap bertanding, WW 3 batal berangkat ke Australia. Tingginya biaya transportasi kala itu, membuat para punggawa WW 3 harus mengubur dalam-dalam impiannya berlaga di ajang internasional.

Keberadaan WW 1 dan 2 sendiri diabadikan di Taman Mini Indonesia Indah (TMII) Jakarta sebagai karya terbaik anak bangsa. Akan tetapi, keadaan tersebut bertolak belakang dengan WW 3. Kendaraan fenomenal tersebut mangkrak tak terawat di gudang kampus ITS. “WW 3 juga pernah diminta TMMI. Namun, mahalnya biaya pengiriman membuat rencana tersebut batal,” keluh Agung.

Tim Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya, saat ini tengah merampungkan mobil tenaga surya Widya Wahana IV yang akan diikutkan dalam lomba dunia untuk jarak 3.000 kilometer.

Bodi mobil yang dinamakan Widya Wahana IV saat ini tengah dicetak dan rencana uji coba dari Surabaya ke Jakarta akan dilakukan pada bulan Juni dan Juli.

"Kita telah menyelesaikan cetakan mobil dan telah dikirim ke Jakarta untuk pengerjaan bodi," kata Siti Choirun Nisa, mahasiswa ITS, yang ikut mengerjakan mobil tenaga surya ini.

"Untuk uji coba kami baru melalui simulai software dan uji coba di jalan akan dari Surabaya ke Jakarta pada bulan Juni dan Juli karena mobil ini kami siapkan untuk dapat menempuh jarak 3.000 kilometer dari Darwin ke Adelaide," kata Nisa.

Mobil Widya Wahana IV akan diikutkan dalam lomba World Solar Challenge pada tanggal 6 sampai 13 Oktober mendatang.

Sementara itu, mahasiswa lain yang ikut menyiapkan mobil tenaga surya ini, Singgih Ardi Prabowo mengatakan mobil ini dilengkapi dengan kerangka yang ringan dan sel solar dengan efisiensi 30% untuk menjaga ketahanan mobil dalam lomba.

Investasi ke depan

 "Kerangka mobil dari aluminium dan serat karbon yang ringan namun kuat serta sel solar dengan efisiensi 30% yang kita taruh di atas bodi mobil berukuran enam meter persegi dan kekuatan 1,3 KW pada cuaca cerah," kata Singgih.


"Panel solar ini menyerap matahari yang mengkonversikan surya menjadi energi listrik untuk menggerakkan motor yang pada awalnya disimpan di baterai," tambahnya.

Dalam persiapan lomba ini, Tim ITS juga menganalisi suhu rute yang akan melewati gurun pasir di Australia.

"Tim yang akan ikut juga perlu mempersiapkan stamina. Menurut informasi, suhu luar pada saat lomba adalah 55 derajat dan di dalam mobil 40 derajat," kata Singgih.

Dosen pembimbing tim mobil tenaga surya ini, Muhamad Nur Yuniarto, mengatakan ikutnya mobil karya mahasiswa Indonesia di lomba dunia merupakan investasi untuk masa depan.

"Langkah ini merupakan investasi untuk masa depan, dan akan menjadi riset berkelanjutan sehingga mobil tenaga surya ini dapat diproduksi secara massal, menurut saya mungkin baru 10 atau 20 tahun lagi," kata Nur.
Share this article :
 

Posting Komentar

 
Support : Creating Blog | Kojack | Dewa Yuniardi
Copyright © 2012 - 2016. Blog IKA - ITS Jakarta Raya - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger