Eddy Setiadi Soedjono Kepala Jurusan Teknik Lingkungan Institut
Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya mengatakan, tanpa ada
perubahan perilaku maka bicara hemat energi akan percuma dan sekedar
wacana.
"Kondisi ini harus disadari semua pihak, khususnya bangsa Indonesia yang sekarang ini masih dimanjakan dengan masih tersedianya energi khususnya yang berasal dari energi fosil," kata Eddy.
Dalam Diskusi Tentang Energi Terbarukan di Graha ITS, Sabtu (6/4/2013) malam tadi, Eddy mengatakan, kalau ketersediaan energi fosil sudah habis maka sudah bisa dipastikan bangsa Indonesia akan terancam krisis energi dan mengancam kehidupan semua manusia yang ada di bumi.
"Untuk itu, sebelum krisis energi terjadi, mulai sekarang perlu dilakukan kajian teknologi untuk menemukan energi terbarukan yang ramah lingkungan," terang Eddy.
Sementara Supoyo Kepala Bidang Energi dan Ketenagalistrikan Dinas Energi dan Sumberdaya Mineral Jawa Timur mengungkapkan, perubahan perilaku masyarakat untuk menyikapi krisis energi, sekarang ini masih sulit.
Masyarakat masih dimanjakan pemerintah dengan kemudahan dan fasilitas yang nyaman dalam menggunakan energi. Dikatakan Supoyo, sekarang ini untuk mendapatkan energi listrik, masyarakat masih di subsidi pemerintah.
"Keadaan itu tidak boleh terus dibiarkan, karena akan membuat perilaku masyarakat tidak mau berubah dan meremehkan arti penting energi untuk menunjang kehidupan mereka," ujar Supoyo.
Ditambahkan Supoyo, target pemerintah untuk menggunakan energi terbarukan sebanyak 25 persen di tahun 2025 mendatang akan sangat sulit, kalau tidak di mulai dengan kesadaran masyarakat untuk menghemat energi dalam kehidupan sehari-hari mereka. suarasurabaya.net (tas/rst)
"Kondisi ini harus disadari semua pihak, khususnya bangsa Indonesia yang sekarang ini masih dimanjakan dengan masih tersedianya energi khususnya yang berasal dari energi fosil," kata Eddy.
Dalam Diskusi Tentang Energi Terbarukan di Graha ITS, Sabtu (6/4/2013) malam tadi, Eddy mengatakan, kalau ketersediaan energi fosil sudah habis maka sudah bisa dipastikan bangsa Indonesia akan terancam krisis energi dan mengancam kehidupan semua manusia yang ada di bumi.
"Untuk itu, sebelum krisis energi terjadi, mulai sekarang perlu dilakukan kajian teknologi untuk menemukan energi terbarukan yang ramah lingkungan," terang Eddy.
Sementara Supoyo Kepala Bidang Energi dan Ketenagalistrikan Dinas Energi dan Sumberdaya Mineral Jawa Timur mengungkapkan, perubahan perilaku masyarakat untuk menyikapi krisis energi, sekarang ini masih sulit.
Masyarakat masih dimanjakan pemerintah dengan kemudahan dan fasilitas yang nyaman dalam menggunakan energi. Dikatakan Supoyo, sekarang ini untuk mendapatkan energi listrik, masyarakat masih di subsidi pemerintah.
"Keadaan itu tidak boleh terus dibiarkan, karena akan membuat perilaku masyarakat tidak mau berubah dan meremehkan arti penting energi untuk menunjang kehidupan mereka," ujar Supoyo.
Ditambahkan Supoyo, target pemerintah untuk menggunakan energi terbarukan sebanyak 25 persen di tahun 2025 mendatang akan sangat sulit, kalau tidak di mulai dengan kesadaran masyarakat untuk menghemat energi dalam kehidupan sehari-hari mereka. suarasurabaya.net (tas/rst)
Posting Komentar