Pemerintah Timor Leste
tertarik dengan berbagai keahlian yang dimiliki para mahasiswa Institut
Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya.
Pemerintah Timor Leste ingin menggandeng Institut Teknologi Sepuluh
Nopember (ITS) Surabaya untuk bekerja sama membangun sejumlah politeknik
di negaranya.
Wakil Perdana Menteri Timor Leste Fernando Lasama de Araujo dalam
kunjungannya ke ITS mengatakan keinginannya untuk bisa mengembangkan
kerjasama dengan ITS agar membantu pembangunan yang dilakukan di Timor
Leste saat ini.
“Karena itu, kami ingin agar ITS bisa membantu kami terutama untuk
persiapan SDM-nya,” ujar Fernando seperti dikutip dalam rilis yang
diterima Bisnis, Jumat (12/4/2013).
Selain untuk membantu pembangunan politeknik, Fernando juga berharap
para tenaga ahli berbagai bidang dari ITS nantinya juga bisa dikirim ke
Timor Leste untuk membantu pembangunan berbagai sektor di negara bekas
provinsi ke-27 Indonesia tersebut.
“Saat ini Timor Leste banyak membangun berbagai infrastruktur yang tentunya membutuhkan beberapa keahlian,” imbuhnya.
Dalam kunjungannya ke ITS, rombongan delegasi Timor Leste juga
sempat menyambangi sejumlah laboratorium di ITS, salah satunya di
Laboratorium Beton Teknik Sipil. Di sini, rombongan mendapat penjelasan
sejumlah penelitian yang dilakukan para dosen dan mahasiswa dalam
menciptakan bata dengan memanfaatkan lumpur Sidoarjo.
Terkait rencana pembangunan politeknik, rombongan Timor Leste ini
juga berkunjung ke kampus Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS)
dan Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya (PPNS) untuk mendapat masukan
lebih lanjut. Termasuk pengadaan lab-lab di politeknik.
Fernando mengungkapkan keinginannya untuk mengirimkan sejumlah
pelajar asal Timor Leste agar bisa menimba ilmu di kampus ITS, baik
untuk jenjang S1 maupun S2. Saat ini, di ITS telah ada enam mahasiswa
asal Timor Leste yang studi di berbagai jurusan. Sebelumnya, sudah
banyak mahasiswa asal Timor Leste yang berhasil lulus di ITS.
Rektor ITS Tri Yogi Yuwono mengatakan saat ini antara ITS dengan
pemerintah Timor Leste belum pernah dilakukan penandatanganan MoU untuk
memayungi berbagai kerjasama. Namun, sudah cukup banyak kerjasama yang
dilakukan di antara kedua. Karena itu, ke depan ITS telah menyiapkan
untuk membuat MoU dengan pemerintah Timor Leste ini.
“Kami melalui Pemerintah RI telah membuka peluang beasiswa bagi
negara-negara nonblok dan sudah banyak dimanfaatkan, termasuk dari Timor
Leste ini, kami akan terus buka peluang tersebut,” ujar Tri.
Ketertarikan
tersebut ditunjukkan melalui kunjungan delegasi yang dipimpin oleh Wakil
Perdana Menteri Timor Leste, Fernando Lasama de Araujo, ke Kampus ITS.
Tamu
dari Timor Leste tersebut di antaranya adalah Menteri Sosial, Duta
Besar Timor Leste untuk Indonesia, Atase Pendidikan Timor Leste di
Surabaya dan sejumlah pejabat tinggi lainnya.
Dalam kunjungannya
tersebut, Fernando menyampaikan keinginannya untuk bisa mengembangkan
kerjasama dengan ITS agar membantu pembangunan yang dilakukan di Timor
Leste saat ini.
Salah satu jenis kerjasama yang diinginkan adalah
untuk membangun sejumlah politeknik di Timor Leste. “Kami ingin agar ITS
bisa membantu kami terutama untuk persiapan SDM-nya,” jelas alumnus
Universitas Udayana, Bali ini saat ditemui Rektor ITS Prof Dr Ir Tri
Yogi Yuwono DEA di ruang kerjanya.
Selain untuk membantu
pembangunan politeknik, Fernando juga berharap para tenaga ahli berbagai
bidang dari ITS nantinya juga bisa dikirim ke Timor Leste untuk
membantu pembangunan berbagai sektor di negara bekas provinsi ke-27
Indonesia tersebut.
“Saat ini, Timor Leste banyak membangun berbagai infrastruktur yang tentunya membutuhkan beberapa keahlian,” ungkapnya.
Untuk
itu, dalam kunjungannya di kampus ITS ini, rombongan delegasi ini juga
sempat menyambangi sejumlah laboratorium di ITS, salah satunya di
Laboratorium Beton Teknik Sipil. Di sini, rombongan mendapat penjelasan
sejumlah penelitian yang dilakukan para dosen dan mahasiswa dalam
menciptakan bata dengan memanfaatkan lumpur Sidoarjo.
Terkait
rencana pembangunan politeknik, rombongan Timor Leste ini juga
berkunjung ke kampus Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS) dan
Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya (PPNS) untuk mendapat masukan
lebih lanjut. Termasuk pengadaan lab-lab di politeknik.
Posting Komentar