Bagi Alumni ITS yang ingin berbagi tulisan-tulisan untuk dimuat di Blog ini, kami persilahkan menghubungi Email: purwoko.e28@gmail.com dan CC kan ke: dewa.yuniardi@gmail.com

Prof. Tri Yogi Yuwono: Insinyur di Indonesia Susah Cari "Kolam"

Rektor ITS Tri Yogi Yuwono
SURABAYA - Menjadi seorang akademisi adalah cita-cita dari Tri Yogi Yuwono. Pria kelahiran Tulungagung, 1960 lalu, kini menjadi nakhoda di Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) Surabaya.

Meski memimpin kampus teknik sebesar ITS, pria yang juga pernah menjadi dekan ini tetap tak meninggalkan hobinya mengayuh sepeda. Bahkan, dia membuatkan jalur khusus sepeda di kampus ITS untuk para mahasiswa.

Penggunaan sepeda di lingkungan kampus tentunya akan semakin meningkatkan ITS sebagai Kampus Hijau alias Go Green. Tak jarang, untuk mengisi waktu liburan, peraih gelar Doktor di Institute National Polytecnique de Grenoble, France itu menyempatkan diri untuk menggowes kereta anginnya.

"Bersepada itu sehat. Sampai saat ini saya memang masih sering bersepeda. Namun jaraknya tidak terlalu jauh. Hal itu karena kaki sebelah kanan saya sedang dalam penyembuhan," kata Tri Yogi ketika berbincang-bincang dengan Okezone beberapa waktu lalu.

Bapak tiga anak ini bercerita, sebelum mengalami cidera, dia pernah bersepeda hingga ke Bangkalan, Madura. Pria yang mengawali karier sebagai staf pengajar Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Industri (FTI) ITS ini mengaku sangat menikmati hobinya tersebut. Terbukti, cidera yang menderanya pun tidak menghalangi Tri Yogi untuk terus bersepada.

Triyogi merupakan rektor ITS priode 2011-2015. Pada Sidang Senat ITS yang turut memperhitungkan suara Mendikbud M Nuh itu, Triyogi melenggang mengalahkan saingan-saingannya, termasuk Rektor ITS 2006-2011 Priyo Suprobo. Meski sempat menuai Polemik, Triyogi resmi menduduki kursi rektor hingga 2015 mendatang.

Dalam memang kendali ITS, Tri Yogi mengaku tetap melanjutkan apa yang telah dicapai pimpinan sebelumnya. Konkretnya, secara infrastrukur dan fasilitas di ITS sudah baik. Hal terpenting adalah berkonsentrasi pada pengembangan laboratorium sebagai ujung tombak kemajuan.

Menurut Tri Yogi, dunia pendidikan tinggi harus berperan dalam perubahan positif secara massif, termasuk dalam hal perbaikan lingkungan. Di ITS sendiri ada program ECO Campus yang terus menggalakkan kepedulian terhadap lingkungan.

"Penggunaan kertas ditekan serendah-rendahnya dengan memaksimalkan arsip data komputer dan email. Kami juga mematikan pendingin dan lampu di kelas setiap selesai kegiatan belajar mengajar," jelas pria berkacamata ini.

Selain itu, Tri Yogi juga memaksimalkan pembuatan jalur sepeda di kampus. Keberadaan jalur sepeda ini tentunya akan membawa dampak bagi para mahasiswa untuk membiasakan diri hidup sehat. Selain itu, bike in campus juga akan mengurangi polusi di dalam kampus sekaligus menciptakan kesahajaan dan kebersamaan.

"Manfaat bersepeda juga banyak sekali, makanya sampai hari ini saya tetap menyukai bersepada. Ke kantor juga sering naik sepeda," tukasnya.
Dari tahun ke tahun, kian banyak tenaga ahli di Indonesia memilih bekerja di luar negeri. Posisi para tenaga ahli  tersebut pun diisi oleh para pekerja asing sehingga membuat putra bangsa terasing di rumah sendiri.

Menurut Rektor Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) Surabaya Prof Dr Ir Triyogi Yuwono, DEA, fenomena brain drain ini salah satunya dilatarbelakangi susahnya mencari pekerjaan yang cocok dengan disiplin ilmu di Indonesia.

Ketika berbincang dengan Okezone, beberapa waktu lalu, nakhoda ITS hingga 2015 itu mengungkap, pemerintah Indonesia masih belum bisa menciptakan lapangan pekerjaan bagi para lulusan universitas. Tidak heran, banyak anak bangsa yang berotak "encer" ini lebih dihargai di negeri orang.

"Memang ada pepatah, berilah kail agar bisa mendapatkan ikan. Kailnya sudah ada, tapi sayang kolamnya yang tidak ada di Indonesia. Mereka (para lulusan universitas) hanya membawa kail atau ijazahnya ke mana-mana dan kebingungan mau mancing di mana," kata Triyogi.

Tri Yogi menilai, kesempatan untuk bekerja di negeri sendiri seharusnya dibuka selebar-lebarnya. Dia mengibaratkan, jika semua kolam tertutup, maka tidak ada kesempatan bagi para sarjana itu untuk memancing.

Padahal, kata Tri Yogi, sumber daya manusia (SDM) Indonesia perlu ditingkatkan, dari segi kemampuan (kualitas) dan jumlah (kuantitas). Apalagi Indonesia memiliki potensi pasar yang sangat besar dengan jumlah penduduk mencapai 240 juta jiwa.

"Potensi pasar besar itu bagi siapa? Jangan sampai bagi negara asing. Jangan sampai tenaga ahli Indonesia hanya melihat orang asing saja yang mengambil jam kerja anak-anak bangsa ini," ujarnya.

Alumnus S3-Docteur en Mecanique INP Grenoble, Prancis periode 1990-1993 ini mengimbuh, selain meningkatkan kualitas SDM, juga dibutuhkan kebijakan pemerintah agar mengurangi ketergantungan dengan negara asing.

Menurutnya, kampanye mencintai produk dalam negeri harus digaungkan secara terus menerus. Tri Yogi menyitir, ketika masa pemerintahan Kabinet Pembangunan IV (1983-1988) ada Menteri Muda Urusan Peningkatan Penggunaan Produksi Dalam Negeri (UP3DN). Berdasarkan Keputusan Presiden RI nomor 23 tahun 1983, tugas menteri ini adalah membantu Menteri atau Sekretaris Negara dalam mengikuti dan mongkoordinasikan pelaksanaan kebijakan dan kegiatan di bidang peningkatan penggunaan produksi dalam negeri.

"Konon akibat  kebijakan itu banyak pengusaha Indonesia yang tumbuh besar. Sehingga perekonomian negara dapat melonjak," imbuh ayah tiga anak itu.

Pecinta gowes sepeda ini mengingatkan, perlu ada perubahan agar para insinyur Indonesia menjadi tuan rumah di negeri sendiri. Dia mengimbuh, sebuah transformasi kebiasaan memang tidak mudah, tapi harus dibiasakan.

"Dengan demikian para tenaga ahli kita bisa berkarya dan berinovasi di negeri sendiri dan memang membuktikan bahwa Indonesia adalah bangsa yang besar," tukasnya.(rfa)
Share this article :
 

Posting Komentar

 
Support : Creating Blog | Kojack | Dewa Yuniardi
Copyright © 2012 - 2016. Blog IKA - ITS Jakarta Raya - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger