![]() |
Sapu Angin 8 Karya Mahasiswa ITS |
TRIBUNNEWS.COM,SURABAYA - Setelah tiga tahun berturut-turut meraih prestasi membanggakan di ajang Shell Eco-Marathon Asia, ITS meluncurkan mobil hemat bahan bakar dan ramah lingkungan sapu angin 8 (SA 8).
Peluncuran SA 8 dilakukan rektor ITS Prof Tri Yogi Yuwono serta dihadiri mantan menteri sumber daya dan energi prof Rahardi Ramlan serta disaksikan ratusan siswa dan praktisi otomotif di. Jatim Expo, surabaya, Sabtu (27/4/2013).
Berbeda dengan sapu angin 7, SA 8 memiliki berat yang lebih ringan, hanya 100 kg.
Dosen Pembimbing Witantyo optimis dengan berat tersebut tingkat efisiensi bahan bakarnya lebih tinggi.
"Kalau SA 7 dengan berat 145 kg bisa irit 167 km/liter. Kini SA 8 dengan beart 100 kg, kami targetkan bisa irit sampai 200 hingga 300 km/liter,"terangnya saat ditemui surya.co.id(Tribunnews.com Network) usai acara.
Untuk menurunkan berat mobil, pihaknya harus merombak beberap bagian diantaranya rem.
Jika sebelumnya memakai rem motor, kini pakai rem sepeda hidrolik.
Sementara bodynya, tetap memakai fiber glass namun dengan ketebalan yang lebih ringan. Begitu juga dengan sistem penggeraknya yang dibuat seringan mungkin.
Sementara untuk ukurannya, pihaknya memutuskan untuk memakai ukuran minimum yang diperbolehkan. Yakni panjang 260 cm, lebar 125 cm dan tinggi 115 cm.
"Mesinnya juga harus diupgrade agar lebih ringan karena kunci irit harus ringan. Kalau tidak ringan tidak bisa,"terangnya.
Sementara untuk bahan bakar, SA 8 menggunakan bio diesel yang ramah lingkungan.
Witantyo optimis mobil berwarna putih ini akan mengulang sukses tahun lalu. Bahkan bisa memecahkan rekor yang dibuat sapu angin 2 menyabet combustion grand prize dan gasoline fuel award untuk kelas urban concept dengan mesin internal combustion berbahan bakar bensin yang mampu menempuh jarak Rp 237,8 km/liter.
"Tahun ini kami target bisa menempuh 167 km/jam. Semoga bisa tercapai,"harapnya.
Prestasi itu diharapkan dapat dicapai saat berlaga dalam ajang "Shell Eco-Marathon Asia 2013" di Sirkuit Sepang, Malaysia, 4-7 Juli, kata dosen pembimbing SA-8 Wityanto di Surabaya, Sabtu..
"Dengan bobot lebih ringan dari 145 kilogram pada tahun lalu menjadi 110 kilogram, Sapu Angin 8 lebih cepat. Kalau tahun lalu bisa hemat hingga 167 kilometer/liter, kali ini bisa 300 kilometer/liter," katanya.
Di sela-sela peluncuran mobil SA-8 yang dilakukan Rektor ITS Prof Tri Yogi Yuwono, ia menjelaskan target itu dimaksudkan untuk memecahkan rekor SA-2 pada tahun 2010 yang mencatat effisiensi hingga 237,8 kilometer/liter.
"Rekor SA-2 yang berbahan bakar gasoline fuel itu hingga kini belum terpecahkan, karena itu SA-8 akan mencoba memecahkan rekor itu, sebab SA-7 mampu mencatat effisiensi hingga 167 kilometer/liter. Pesaing kami sebenarnya ITB dan Thailand, tapi tim Thailand beda kelas," katanya.
Senada dengan itu, manajer tim teknis SA-8 Septian Suryadani menjelaskan saat berlatih pada tiga minggu lalu, SA-8 mampu mencatat 130 kilometer/liter, padahal kondisi jalan bukan sirkuit dan bodi belum diperbaiki.
"Kami sudah mengerjakan mobil SA-8 yang akan bertarung pada kelas 'urban concept' sejak enam bulan lalu. Secara perhitungan, kami mampu menghemat hingga 360 kilometer/liter, tapi kami menargetkan untuk mampu memecahkan rekor tertinggi yang diraih SA-2," katanya.
Ditanya kendala yang dihadapi, ia mengatakan kesulitan ada pada proses pengerjaan yang ada komponen dari impor, upaya mencari titik optimum dari SA-8, dan dana yang diikhtiarkan melalui sponsor.
"Tahun ini merupakan tahun ke-empat bagi ITS untuk SEMA di Malaysia itu dan kami tetap optimistis dari tahun ke tahun," katanya, didampingi manajer umum tim SA-8, Arif Aulia R.
Pada 2013, SEMA 2013 diikuti 150 tim dari 16 negara, bahkan dari Indonesia sendiri ada 20 tim dari ITB, USU, UI, UPI, ITS, PNJ, Polnep, UGM, UB, STKIP Bandung, UNS, Unesa, UNJ, dan APKRIN.
Peluncuran SA 8 dilakukan rektor ITS Prof Tri Yogi Yuwono serta dihadiri mantan menteri sumber daya dan energi prof Rahardi Ramlan serta disaksikan ratusan siswa dan praktisi otomotif di. Jatim Expo, surabaya, Sabtu (27/4/2013).
Berbeda dengan sapu angin 7, SA 8 memiliki berat yang lebih ringan, hanya 100 kg.
Dosen Pembimbing Witantyo optimis dengan berat tersebut tingkat efisiensi bahan bakarnya lebih tinggi.
"Kalau SA 7 dengan berat 145 kg bisa irit 167 km/liter. Kini SA 8 dengan beart 100 kg, kami targetkan bisa irit sampai 200 hingga 300 km/liter,"terangnya saat ditemui surya.co.id(Tribunnews.com Network) usai acara.
Untuk menurunkan berat mobil, pihaknya harus merombak beberap bagian diantaranya rem.
Jika sebelumnya memakai rem motor, kini pakai rem sepeda hidrolik.
Sementara bodynya, tetap memakai fiber glass namun dengan ketebalan yang lebih ringan. Begitu juga dengan sistem penggeraknya yang dibuat seringan mungkin.
Sementara untuk ukurannya, pihaknya memutuskan untuk memakai ukuran minimum yang diperbolehkan. Yakni panjang 260 cm, lebar 125 cm dan tinggi 115 cm.
"Mesinnya juga harus diupgrade agar lebih ringan karena kunci irit harus ringan. Kalau tidak ringan tidak bisa,"terangnya.
Sementara untuk bahan bakar, SA 8 menggunakan bio diesel yang ramah lingkungan.
Witantyo optimis mobil berwarna putih ini akan mengulang sukses tahun lalu. Bahkan bisa memecahkan rekor yang dibuat sapu angin 2 menyabet combustion grand prize dan gasoline fuel award untuk kelas urban concept dengan mesin internal combustion berbahan bakar bensin yang mampu menempuh jarak Rp 237,8 km/liter.
"Tahun ini kami target bisa menempuh 167 km/jam. Semoga bisa tercapai,"harapnya.
Prestasi itu diharapkan dapat dicapai saat berlaga dalam ajang "Shell Eco-Marathon Asia 2013" di Sirkuit Sepang, Malaysia, 4-7 Juli, kata dosen pembimbing SA-8 Wityanto di Surabaya, Sabtu..
"Dengan bobot lebih ringan dari 145 kilogram pada tahun lalu menjadi 110 kilogram, Sapu Angin 8 lebih cepat. Kalau tahun lalu bisa hemat hingga 167 kilometer/liter, kali ini bisa 300 kilometer/liter," katanya.
Di sela-sela peluncuran mobil SA-8 yang dilakukan Rektor ITS Prof Tri Yogi Yuwono, ia menjelaskan target itu dimaksudkan untuk memecahkan rekor SA-2 pada tahun 2010 yang mencatat effisiensi hingga 237,8 kilometer/liter.
"Rekor SA-2 yang berbahan bakar gasoline fuel itu hingga kini belum terpecahkan, karena itu SA-8 akan mencoba memecahkan rekor itu, sebab SA-7 mampu mencatat effisiensi hingga 167 kilometer/liter. Pesaing kami sebenarnya ITB dan Thailand, tapi tim Thailand beda kelas," katanya.
Senada dengan itu, manajer tim teknis SA-8 Septian Suryadani menjelaskan saat berlatih pada tiga minggu lalu, SA-8 mampu mencatat 130 kilometer/liter, padahal kondisi jalan bukan sirkuit dan bodi belum diperbaiki.
"Kami sudah mengerjakan mobil SA-8 yang akan bertarung pada kelas 'urban concept' sejak enam bulan lalu. Secara perhitungan, kami mampu menghemat hingga 360 kilometer/liter, tapi kami menargetkan untuk mampu memecahkan rekor tertinggi yang diraih SA-2," katanya.
Ditanya kendala yang dihadapi, ia mengatakan kesulitan ada pada proses pengerjaan yang ada komponen dari impor, upaya mencari titik optimum dari SA-8, dan dana yang diikhtiarkan melalui sponsor.
"Tahun ini merupakan tahun ke-empat bagi ITS untuk SEMA di Malaysia itu dan kami tetap optimistis dari tahun ke tahun," katanya, didampingi manajer umum tim SA-8, Arif Aulia R.
Pada 2013, SEMA 2013 diikuti 150 tim dari 16 negara, bahkan dari Indonesia sendiri ada 20 tim dari ITB, USU, UI, UPI, ITS, PNJ, Polnep, UGM, UB, STKIP Bandung, UNS, Unesa, UNJ, dan APKRIN.
Posting Komentar